Point E


Fashion Show
(berjilbab yang sebaiknya)


Seorang ibu rumah tangga, yang notabenenya adalah juga perempuan, sama seperti dirimu dan juga teman-temanmu.



Muslimah, Apa Arti Jilbab Bagimu?

Jilbab ini tak sekedar penutup kepala karena rambut yang jelek
Jilbab ini tak sekedar penutup kulit yang hitam atau coklat karena termakan iklan pingin berkulit putih
Jilbab ini tak sekedar penutup kaki yang tidak panjang semampai
Jilbab ini tak sekedar ingin ikut-ikutan tren karena banyak artis berjilbab
Jilbab ini tak sekedar karena beli bahan kepanjangan mau buat apa sisanya
Jilbab ini bukan dipakai karena memang terpaksa karena instansi tempat kita belajar atau bekerja mengharuskan kita untuk berjilbab
Jilbab ini dipakai bukan karena ingin mencari perhatian lawan jenis agar dinilai alim

Muslimah, lebih dari itu semua, ketahuilah bahwa di antara kasih sayang Allah terhadap kaum wanita adalah tidak mengabaikan hal-hal yang dapat menjadi kemaslahatan bagi mereka kecuali menganjurkannya dan memerintahkannya, dan tidak membiarkan apapun yang membahayakannya kecuali memperingatkannya dan menghindarkannya dari mereka

Muslimah, bentuk kasih sayang Allah kepada kaum perempuan adalah memerintahkannya supaya mengenakan hijab yang syar'i jika ia telah mencapai usia baligh dan lebih banyak menetap dirumah. Allah berfirman dalam 
QS. Al-Ahzab 33, 
"Dan hendaklah kamu tetap dirumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkahlaku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahli bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya."

Dirinya mengutip dari tulisan yang disampaikan oleh Anindya Sugiyarto, Ibu rumah tangga dengan dua orang anak, tinggal di Rawasari, Jakarta Pusat.

Paling tidak bisa menjadi bahan renungan kembali, apa yang mendasari dirimu dan teman-temanmu mengenakan pakaian muslimah, jilbab. Agar tidak malah mendi salah kaprah, sekedar ikut-ikutan.



Berjilbab, bukan kampungan

Ada titipan untuk dirimu dari dirinya, kata dirinya bahwa titipan yang akan diriku sampaikan ini dapat membantu dirimu mempermudah berpakaian. Memberitahukan tata cara memakai baju yang menutup semua aurat.

Betapa dirinya benar-benar memberikan perhatian terhadap dirimu dan teman-temanmu, bahkan bisa jadi melebihih perhatian dirimu terhadap dirimu sendiri.
Tata cara berpakaian, seorang muslimah:

1. Menutup seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan
2. Tebal dan tidak transparan
3. Tidak mengundang fitnah atau menjadi perhiasan bagi dirinya
4. Longgar tidak menggunakan wangi-wangian
5. Tidak menyerupai kaum laki-laki
6. Tidak berbusana seperti wanita non-muslim
7. Tidak mencolok, ngejreng

Dirinya pun memberikan sebuah gambar yang dirinya dapatkan saat berselancar di dunia maya, dirinya mendapatkan satu gambar yang menarik. Kemudian dirinya titipkan kepada diriku untuk disampaikan kepada dirimu, mudah-mudahan dirimu dan teman-temanmu tidak salah nantinya saat berpakaian muslimah, berjilbab.
dirinya mendapatkan, gambar ini dari sebuah blog, hasil pencariaanya di search engine. Kalo dirimu mau lihat gambar aslinya lihat saja di :

http://syiarislam.wordpress.com/2009/12/11/cara-memakai-busana-muslimahjilbab-yang-benar/

dirinya juga mengatakan padaku, bukan gambar ini saja yang dirinya dapatkan dari blog itu. Ada banyak gambar, yang mewakili berpakaian muslimah yang masih harus dibenarkan, tidak seperti gambar yang dititipkan kepada diriku untuk disampaikan kepada dirimu itu.



Bukan teroris kok! Muslimah!

Bilamana dirimu telah memakainya. Berikan bukti kepada mereka, yang berteriak keras, islam adalah teroris. Buktikan dengan dirimu dan teman-temanmu, bukan dibantah dengan kata-kata. Sebab muslimah bukanlah teroris, islam bukan teroris.

Dirinya pernah berkelakar, bahwasannya mereka yang berteriak teroris adalah teroris itu sendiri, kenapa demikian, sebab mereka menutup mukanya dengan kain. Mereka malu saat pagi berteriak islam teroris, besoknya membuat kerusuhan. Kami pun tertawa, diriku dan dirinya saja yang mengerti guyonan ini.

Sungguh menawan seorang muslimah. Memakai busana nan anggun dan elok. Itukah dirimu.

Cethukkkkk! Tangan dirinya telah mendarat dikepalaku. Seketika gambaran yang selintas-lintas itu buyar, tak karuan, hilang sudah. Astaghfirullohal ‘adzim.
Dasar, sudah ditutupi juga masih saja jadi bahan khayalan. Dirimu kini telah berjilbab, kenapa masih saja diriku membayangkan dirimu, meski tidak aneh-aneh, kagum atas keanggunan jilbabmu. Tapi tetap saja itu tidak boleh. Astaghfirulloh.

Kebanggaan akan ke-seken-an diri mudah-mudah telah melebur sampai sekecil-kecilnya sehingga jika tertiup angin maka tidak akan pernah ada lagi. Malahan menjadi pemicu untuk menetaskan air mata kedukaan mendalam sebab pernah dirimu berpakaian yang tidak seharusnya.

Dan yang terpenting, dirimu dapat menyamankan setiap orang yang berada disekitar kita. Tidak takut akan keimanannya sendiri, gamang akan agamanya sendiri, sebab isu teroris. Bahkan wanita muslimah yang berjilbab rapi pun tak luput dari incaran isu-isu teroris.

Ingat, wanita berjilbab, muslimah, bukanlah teroris. Lebih mengerikan atas terror yang dirimu dan teman-temanmu lakukan. Saat dirimu dan teman-temanmu masih memakai celana dalam tapi dipamerkan hingga tubuh bagian belakang dirimu terlihat jelas. Saat dirimu dan teman-temanmu masih memakai bra yang kekecilan dan menyembulkan bagian depan dadamu itu. Saat dirimu dan teman-temanmu masih mengenakan pakaian yang ketat, yang menjelaskan detil setiap lekukan tubuhmu. Saat dirimu dan teman-temanmu menjadikan diri digilir menjadi pacar, dan dijamahi.

Terror yang sangat mengerikan. Lebih bejat dan sangat membunuh. Sampai keakar-akarnya. Terror seperti ini yang memicu manusia melakukan tindakan apapun.